Your Ad Here

Sunday, February 7, 2010

Script Breakdown

Sebelum masuk ke proses pengambilan gambar, terlebih dahulu harus mempersiapkan segala sesuatunya. Yang pertama adalah membuat script breakdown, yaitu menguraikan tiap adegan dalam skenario menjadi daftar yang berisi sejumlah informasi tentang segala hal yang dibutuhkan untuk pengambilan gambar.
Proses ini dilakukan agar bisa mengetahui rincian kebutuhan shooting termasuk biaya yang dibutuhkan serta pengaturan pada jadwal shooting.
Untuk membuat script breakdown yang dibutuhkan adalah script breakdown sheet yang berisi informasi tentang adegan yang ada pada film tersebut. Segala keperluan shooting untuk tiap adegan diuraikan dalam satu lembar breakdown sheet. Lembaran tersebut memuat informasi sebagai berikut :
script-breakdownsheet.jpg
Script Breakdown Sheet
bisa didownload disini
Date :
Bagian ini dicantumkan tanggal saat script breakdown sheet diisi
Script Version Date :
Waktu yang dicantumkan adalah tanggal versi skenario yang dipakai untuk menyiapkan shooting.
Production Company :
Bagian yang mencantumkan nama dan nomor telepon dari production house yang memproduksi film tersebut.
Breakdown Page No. :
Nomor halaman dari lembar breakdown yang dibuat. Butir ini membantu mengontrol apakah telah menyelesaikan pengerjaan adegan demi adegan secara berurutan. Biasanya nomor halaman ini sama dengan nomor adegan.
Kecuali jika untuk satu adegan membutuhkan lebih dari satu lembar breakdown.
Title/No of Episodes :
Pada bagian ini dituliskan judul film yang diproduksi. Jika film tersebut merupakan suatu serial perlu dicantumkan juga nomor episodenya.
Page Count :
Bagian uraian tentang panjang atau porsi dari adegan dalam skenario. Biasakan membagi tiap halaman skenario menjadi 8 bagian. Jika adegan yang diuraikan hanya mempunyai panjang 2/8 halaman maka ditulis angka 2/8. Page Count sangat tergantung dari format penulisan skenario yang berdasarkan tingkat kerumitan sebuah adegan.
Sebuah skenario yang ditulis dengan format berbeda menghasilkan Page Count yang berbeda pula. Adegan sepanjang 2/8 halaman mungkin memerlukan waktu lebih lama dibanding dengan adegan lain dengan Page Count lebih besar jika melibatkan banyak orang atau ruangan yang sangat besar dengan pergerakan orang serta kamera yang rumit.
Page Count bukan sebuah ukuran mutlak untuk mengetahui seberapa lama sebuah adegan di shoot. Namun Page Count membantu dalam mengukur porsi dari masing-masing adegan dalam sebuah film.
Location or Set :
Dicantumkan lokasi sesuai dengan skenario, ini diperlukan untuk memudahkan identifikasi antara satu adegan dengan adegan lainnya. Yan gperlu diingat bisa saja lokasi shooting berubah sama sekali dengan apa yang direncanakan dalam skenario.
Scene No. :
Nomor adegan sesuai dengan yang tercantum dalam skenario.
Int/Ext :
Bagian ini menandakan dimana suatu adegan terjadi. Int. adalah untuk interior yang berarti dilakukan didalam suatu ruangan, sementara Ext. adalah untuk exterior yang artinya adegan diambil di luar ruangan.
Day/Night :
Bagian ini menandakan waktu adegan untuk siang hari (day) dan malam hari (night)
Description :
Penggambaran kejadian spesifik yang ada dalam adegan untuk mempermudah ingatan, dengan cara ini akan tidak membuang waktu dengan membolak balik skenario untuk mengingat apa yang terjadi dalam adegan.
Cast :
Pada bagian ini untuk menuliskan semua pemeran yang melakukan dialog (speaking parts) termasuk peran pendukung, semuanya diurutkan berdasar pentingnya peran.
Nomor ini tidak boleh berubah-ubah dikarenakan agar masing-masing porsi dalam peran berdasar skenario dapat diketahui dengan mudah.
Wardrobe :
Bagian khusus untuk mencatat kostum yang akan dikenakan oleh pemeran. Catatan ini diperlukan apabila ada kostum khusus dipakai oleh pemeran yang penyediaannya memerlukan biaya dan waktu khusus.
Extras/Atmosphere :
Bagian untuk mencantumkan jumlah orang-orang (crowd) yang dibutuhkan untuk mendukung suasana dalam sebuah adegan. Pencatatan ini termasuk juga jika crowd serupa terdapat pada adegan lainnya sehingga bisa dikelompokkan secara berkelanjutan (continuity)
Make Up/Hair Do :
Pencatatan khusus tentang tata rias dan tata rambut (hair do) untuk tiap peran dan crowd.
Extras/Silent Bits :
Yang termasuk dalam pencatatan ini adalah para pemeran tidak melakukan dialog yang tidak tergabung dalam crowd. Misalnya seorang tukang koran bersepeda yang kemudian melemparkan koran ke rumah pelanggannya.
Yang perlu dicatat adalah usia, penampilan fisik, tinggi badan, perawakan tubuh, dan lain sebagainya.
Stunts/Stand Ins :
Pencatatan untuk beberapa adegan yang memerlukan peran pengganti adegan berbahaya (stunt) atau pemeran pengganti dengan mempertahankan wajah pemeran utama (stand in). Penggunaan stunts dan stand in harus diperhitungkan dengan cerman agar mempermudahkan pelaksanaan shooting. Tentang kostum dan aksesoris misalnya, harus ditambah karena stunts dan stand in ini mengenakan tata busana yang serupa dengan yang dipakai oleh pemeran sesungguhnya.
Vehicles/Animals :
Pencatatan yang diperlukan apabila ada kendaraan yang nantinya tampak dalam gambar (frame), catatan tersebut meliputi segala informasi tentang kendaraan yang dupakai termasuk tahun, warna, jumlah, dan posisi kendaraan. Apabila dalam film itu membutuhkan hewan harus dipastikan tentang dibutuhkan atau tidak seorang pelatih/pawang hewan.
Props, Set Dressing, Greenery :
Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari departemen artistik. Props adalah benda-benda yang dipakai oleh cast dan extras, set dressing merupakan tata lokasi (set) yang diatur dan dihias oleh set dresser, dan greenery adalah tanaman yang dipinjam, disewa, atau dibeli karena bukan bagian dari lokasi.
Sound Effects/Music :
Pencatatan kebutuhan untuk efek suara tertentu serta musik yang akan dipakai.
Security/Teachers :
Terkadang dibutuhkan tenaga keamanan untuk kelancaran shooting pada adegan atau lokasi tertentu. Teachers perlu dicatat juga pada bagian ini jika diperlukan pengajar untuk para pemeran disela-sela waktu shooting. yang meliputi melatih dialog (dialog coaches) atau melatih pemeran agar dapat melakukan serangkaian gerakan bela diri (fighting instructor)
Special Effects :
Pencantuman segala kebutuhan efek khusus seperti ledakan, penghancuran, pembakaran, tata rias khusus, dan lain sebagainya.

Estimated No. of Set Ups :

Pencatatan untuk memperkirakan sudut pengambilan gambar suatu adegan serta menentukan set up yang dibutuhkan.

Estimated Production Time :

Pencatatan tentang perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyiapkan set up dan perekaman gambar pada setiap set up. Termasuk pencatatan total waktu untuk semua set up.
Special Equipment :
Pencatatan kebutuhan peralatan khusus untuk shooting, misalnya steadycam, under water camera, car mounting, atau lensa tele.
Production Notes :
Pencatatan yang memuat semua keperluan yang belum disebutkan di bagian-bagian sebelumnya yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya khusus.
Misalnya dalam hal mempersiapkan efek ledakan yang butuh waktu sekitar 3 jam.
breakdown.JPG
Script Breakdown
bisa didownload disini
Jika dalam skenario film yang dibuat mempunyai 100 scene maka akan memiliki 100 lembar script breakdown sheet. Selanjutnya pindahkan informasi yang telah dicantumkan pada lembaran-lembaran script breakdown sheet ke dalam script breakdown.
Jumlah kolom informasi yang tertera pada script breakdown tidak sebanyak yang terdapat pada script breakdown sheet, karena itu untuk pencatatan informasi lainnya ada pada kolom notes.
Script breakdown diperbanyak kemudian dibagikan ke seluruh departemen agar semua tim bisa mengerti dengan baik apa yang harus dipersiapkan serta dikerjakan dalam produksi film tersebut. Pembagian kerja di setiap departemen mengacu pada segala hal yang tertera dalam script breakdown
sumber : http://misteridigital.wordpress.com/2007/10/01/201/ oto blitz black pimmy ride Exotic Moge MotoGP Transportasi Mewah car body design

No comments:

Post a Comment

Search